Analisis studi kasus keberhasilan dan kegagalan dari perspektif motivasi dan etika

1. Pendahuluan 

Kewirausahaan tidak hanya berbicara tentang bagaimana mendirikan usaha, tetapi juga bagaimana seorang wirausahawan mampu membangun mindset, motivasi, etika, dan daya tahan dalam menghadapi tantangan. Setiap kisah sukses maupun kegagalan selalu memberikan pembelajaran berharga.

Samsung sebagai salah satu perusahaan multinasional asal Korea Selatan adalah contoh nyata bagaimana growth mindset, inovasi, serta resilience dapat membawa usaha kecil menjadi raksasa global. Sebaliknya, studi kegagalan bisnis skala kecil seperti DOMAMI di Makassar menunjukkan bahwa semangat saja tidak cukup tanpa dukungan sumber daya dan mentalitas tangguh.

2. Studi kasus keberhasilan : Samsung 

Latar Belakang

Samsung didirikan oleh Lee Byung-chul pada tahun 1938 di Daegu, Korea Selatan. Awalnya hanya bergerak di bidang perdagangan lokal, Samsung kemudian melakukan diversifikasi hingga menjadi pemimpin industri teknologi dunia.

Motivasi :

  • Internal : Visi membangun perusahaan nasional yang berdaya saing global.
  • Eksternal : Kondisi ekonomi Korea pasca perang dan meningkatnya kebutuhan global akan teknologi.

Etika dan tanggung jawab :
  • Aktif dalam Corporate Social Responsibility (CSR) seperti program pendidikan, lingkungan, dan teknologi hijau.
  • Konsisten menjaga kualitas produk sebagai bentuk tanggung jawab pada konsumen global.

Mindset :
  • Growth mindset: selalu belajar, berani mengambil risiko, dan memperbaiki kegagalan.
  • Opportunity-oriented: jeli melihat peluang di pasar semikonduktor, elektronik, dan smartphone.
Resilience :

Bertahan melewati krisis Asia 1997, pandemi COVID-19, hingga persaingan global melawan Apple, Huawei, dan produsen lain. Inovasi berkelanjutan menjadi kunci daya tahan bisnis.


3. Studi kasus kegagalan : Nokia 

Latar belakang :

Nokia adalah perusahaan telekomunikasi asal Finlandia yang pernah menjadi pemimpin pasar ponsel dunia pada 1990-an hingga awal 2000-an. Namun, dalam waktu singkat Nokia kehilangan dominasinya karena gagal beradaptasi dengan perkembangan smartphone.

Motivasi :
  • Internal : Ingin menjadi produsen ponsel terbesar di dunia, dengan fokus pada kualitas dan jangkauan global.
  • Eksternal : Permintaan besar akan ponsel di seluruh dunia pada masa awal booming telekomunikasi.
Etika dan Tanggung Jawab Sosial :
  • Menjaga kualitas perangkat keras (hardware) yang terkenal awet.
  • Memberikan kontribusi sosial melalui proyek teknologi di Finlandia dan negara lain.
Mindset :
  • Awalnya inovatif, tetapi terlalu puas dengan kesuksesan lama.
  • Gagal mengadopsi growth mindset saat muncul tren smartphone berbasis Android dan iOS.
Resilience : 

Lemah dalam beradaptasi terhadap perubahan pasar. Keputusan manajemen yang terlambat membuat Nokia sulit bersaing dengan Apple dan Samsung.

4. Analisis perbandingan :














Perbandingan utama Samsung dan Nokia terletak pada kemampuan beradaptasi dan daya tahan menghadapi perubahan. Samsung berhasil menjadi pemimpin global karena terus berinovasi, cepat mengikuti tren, berani mengambil risiko, dan memiliki resilience yang kuat dalam menghadapi krisis. Sebaliknya, Nokia yang sempat mendominasi pasar justru gagal karena terlalu lama berada di zona nyaman, terlambat beradaptasi dengan era smartphone, dan kurang memiliki ketangguhan dalam menghadapi persaingan.

5. Kesimpulan dan rekomendasi :

Dari perbandingan Samsung dan Nokia dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sebuah perusahaan tidak hanya ditentukan oleh motivasi dan etika, tetapi sangat bergantung pada kemampuan beradaptasi, inovasi, dan daya tahan menghadapi krisis. Samsung mampu tumbuh menjadi pemimpin global karena memiliki growth mindset, strategi diversifikasi, serta keberanian mengambil peluang baru. Sebaliknya, kegagalan Nokia menunjukkan bahwa dominasi pasar tanpa inovasi dan kesiapan menghadapi perubahan hanya akan berujung pada kemunduran.

Rekomendasi :
  • Wirausahawan perlu menanamkan growth mindset sejak awal agar selalu siap belajar dan beradaptasi dengan perubahan.
  • Inovasi harus menjadi prioritas utama agar usaha tetap relevan dan kompetitif di tengah perkembangan teknologi.
  • Resilience atau daya tahan mental penting untuk bertahan menghadapi tekanan, krisis, dan persaingan global.
  • Dukungan eksternal berupa jaringan, komunitas bisnis, serta akses modal perlu dimanfaatkan untuk memperkuat keberlangsungan usaha.
_______________________________________________________

Sumber : 
  1. Ciputra, Ir. (2007). Kewirausahaan. Penerbit: Ciputra Foundation.
  2. Kompas.com. (2021). Kisah Inspiratif Wirausaha: Lee Byung-chul, Pendiri Samsung.
  3. Samsung Global Newsroom. (2022). Samsung CSR and Innovation Reports.
  4. Jurnal Kewirausahaan dan Manajemen Terapan (JKMT). Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Motivasi dan Minat Berwirausaha. Siber Publisher.
  5. Jurnal EQUI – Universitas Riau Kepulauan. Peningkatan Jiwa Entrepreneur Melalui Penerapan Prinsip Etika Bisnis Islam.
  6. Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kurikulum SMK.
  7. BBC News. (2013). Nokia: How the world’s biggest phone maker fell from grace.
  8. Forbes. (2020). The Rise and Fall of Nokia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wirausaha Sebagai Pahlawan Devisa: Kontribusi Ekspor dari Startup dan UMKM

Tugas mandiri 01

OBSERVASI LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN IDE BISNIS INOVATIF